Humor Gus Dur: Perbedaan Bukan Masalah
Ada satu humor ketika Gus Dur masih menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. Dia pernah berkata bahwa perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama sebaiknya diterima, karena itu bukanlah sesuatu masalah.Selanjutnya Kiai kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 itu mengatakan, bahwa jika kita sudah bisa menerima perbedaan, maka akan lebih terbuka dalam berdialog. Dia pun menceritakan sebuah humor tentang ‘dialog’ seorang pendeta, biksu, dan kyai.
Pendeta berkata, “Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi, kami memanggilNya Allah Bapa, Allah Putra”.
Si biksu kemudian menimpali, “Kami juga dekat. Kami bukan memanggilNya Bapak, tetapi Om. Lha, bagaimana dengan Anda, pak kyai?”
Pak Kiai menjawab, “Boro-boro deket, manggilnya aja mesti pakai speaker Toa di atas menara.”
Langsung seisi ruangan penuh dengan gelak tawa setelah Gus Dur menguraikan lelucon itu; yang bagi banyak orang dianggap sebagai sebuah kenyataan dari perbedaan agama yang ada di Indonesia tercinta. (*)
Sumber artikel : nu.or.id.
Pesan moral artikel :
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
click for tour in Malang Regency
Check
Tidak ada komentar:
Posting Komentar