Sabtu, 31 Desember 2011

Kalaeidoskop Sepak Bola Indonesia

Bicara tahun 2011, pencinta sepakbola tanah air pasti masih ingat betapa banyaknya peristiwa yang terjadi di dalam tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Mungkin salah satu tahun yang terberat yang harus dilewati oleh organisasi yang pertama kali dibentuk pada 19 April 1930. Tahun 2011 menjadi tahun di mana runtuhnya kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid yang telah berjalan 8 tahun.

Kisruh persepakbolaan Indonesia pun dimulai sejak saat itu, tuntutan mundur dari masyarakat tak dihiraukan oleh PSSI, Nurdin bersikeras mencalonkan diri lagi sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Bahkan diduga beberapa cara digunakan oleh rezim Nurdin untuk menjegal pesaing lain yang berniat mencalonkan diri sebagai Ketum.

Anggota-anggota PSSI yang juga pemilik hak suara yakni Pengurus Provinsi dan Pengurus Cabang yang berseberangan dengan Nurdin coba menggalang kekuatan dengan membentuk Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) yang saat itu kukuh menjagokan duet George Toisutta dan Arifin Panigoro (GT-AP) untuk memimpin induk organisasi sepakbola tanah air ini.

Pengurus PSSI saat itu juga melarang GT dan AP mencalonkan diri dengan alasan keduanya bukan anggota PSSI dan belum lima tahun berkiprah di persepakbolaan nasional sebagai salah satu syarat menjadi Ketum PSSI. Rezim Nurdin pun langsung menggelar Kongres PSSI di Pekanbaru pada 26 Maret 2011 yang berakhir ricuh karena KPPN menolak sekaligus mengambilalih Kongres tersebut.

Kisruh sepakbola nasional akhirnya menjadi perhatian khusus FIFA yang kemudian membentuk Komite Normalisasi PSSI pada 5 April 2011 yang diketuai Agum Gumelar dan wakilnya Djoko Driyono. Keduanya dipercaya untuk menggelar Kongres PSSI, seiring berjalannya waktu dan desakan kuat untuk mundur, Nugraha Besoes akhirnya mengundurkan diri dari jabatan Sekjen, sementara Presiden FIFA Sepp Blatter melarang Nurdin Halid mencalonkan diri lagi karena pernah dipenjara.

Namun, FIFA juga melarang George Toisutta dan Arifin Panigoro maju ke pemilihan Ketua Umum PSSI karena mereka dianggap memecah belah sepakbola Indonesia dengan membentuk kompetisi di luar PSSI saati itu, yakni Liga Primer Indonesia (LPI). Hal inilah yang membuat KPPN yang kemudian lebih dikenal dengan Kelompok 78 itu tak puas dengan keputusan tersebut, KPPN ingin dua jago mereka tetap bisa dicalonkan.

Kelompok 78 menjadi pihak yang bisa dibilang menjadi penyebab gagalnya Kongres ini karena mereka terus-menerus menuntut agar GT-AP bisa dicalonkan, sedangkan FIFA yang diwakili Thierry Regenass baru bisa memberi kesempatan GT-AP untuk mencalonkan diri pada periode berikutnya. Saat itu, bahkan Regenass menjadi sasaran Kelompok 78, beberapa di antaranya menuding pria yang menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Asosiasi anggota FIFA ini sebagai pembohong.

Namun, dengan adanya kejadian memalukan tersebut, ternyata FIFA masih memberikan kesempatan Indonesia untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), di mana ini merupakan kesempatan terakhir yang diberikan FIFA agar PSSI mengadakan pemilihan Ketua Umum PSSI dan jajarannya. KLB saat itu juga memilih 9 anggota Exco PSSI.

Duet Djohar Arifin-Farid Rahman akhirnya mulai memimpin PSSI. Mereka memutuskan menggelar kompetisi yang disebut Indonesian Premier League dengan diikuti 24 klub, hal yang ditentang oleh 4 anggota Exco yang kemudian kembali melahirkan kisruh baru di persepakbolaan Indonesia. Bahkan, PT Liga Indonesia yang dulu memiliki hak menggelar kompetisi di rezim Nurdin seolah ingin membalas dendam dengan juga menggelar kompetisi di luar PSSI dengan mengusung nama Indonesian Super League.

Baru sekitar 5 bulan PSSI kepengurusan Djohar Arifin, desakan mundur mulai santer terdengar. Desember 2011 gejolak kian terasa, tekanan mundur untuk Djohar semakin kencang. Kelompok yang menamakan diri Forum Pengprov PSSI (FPP) menggelar Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN) pada 18 Desember lalu dan diklaim dihadiri oleh 2/3 dari 583 anggota PSSI, meski keanggotaan mereka diragukan oleh PSSI. Arah pertemuan itu jelas menyiratkan KLB demi melengserkan Djohar cs dari kepengurusan PSSI.

Seolah tak pernah usai, masalah terus menerpa persepakbolaan Indonesia, yang sebenarnya bahkan belum menghasilkan prestasi mengkilap di kancah internasional. Terlebih lagi ulah sebagian Pengprov dan Pengcab yang bisanya hanya menuntut digelarnya Kongres, tugas mereka yang seharusnya membuat kompetisi usia dini di daerah masing-masing, malah terabaikan.



Sumber artikel :
Pesan moral artikel :


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check

Jumat, 30 Desember 2011

Indonesia Pengguna FacebookTerbesar ke-2 di Dunia

Informasi terbaru tentang perkembangan pengguna jejaring sosial. Ternyata Pengguna Facebook Indonesia atau Facebooker Indonesia adalah yang terbanyak ke-2.setelah negara asal facebook yakni USA. Informasi ini dapat dilihat oleh kawan-kawan yang menggunakan jasa advertisement facebook di informasi target pasar world wide facebook user.

Informasi yang dilansir Candytech baru-baru ini, pengguna Facebook asal Indonesia hampir mencapai 34 juta, tepatnya 33.920.020 anggota.

Melalui statistik portal Socialbakers (sebelumnya Facebakers), Candytech mencatat pengguna aktif bulanan Facebook telah mencapai 596 juta anggota.

Co-founder Candytech, Jan Rezab, mengatakan bahwa informasi agregat ini diperoleh dari alat (tool) iklan di Facebook. “Jika Anda mencoba membuat iklan melalui Facebook Advertising, Anda dapat memilih target pengguna menurut lokasi,” kata dia seperti dikutip TechCrunch, Jumat 15 Januari 2011.

Melalui alat itu, Facebook akan menunjukkan berapa banyak anggotanya di lokasi tersebut.  Menurut Rezab, melalui metode itu pengguna Facebook di AS telah mencapai 146 juta anggota.

Sebelumnya, menurut comScore, Facebook telah menjadi website terbesar ketiga di dunia. Jejaring sosial ini diperkirakan bisa menggaet 648 juta pengunjung (unique visitors) dari seluruh dunia pada November 2010.

Socialbakers juga mengungkapkan bahwa sejumlah negara telah menyokong pertumbuhan Facebook yang lumayan besar dalam enam bulan terakhir. Sepanjang enam bulan itu, Amerika Serikat mencatat pertumbuhan lebih dari 20,7 juta pengguna baru, India 8,3 juta pengguna baru, Indonesia lebih dari 8 juta pengguna baru, Filipina 6,2 juta pengguna baru, dan Meksiko 5,8 juta pengguna baru.

Ternyata Indonesia lumayan juga di jejaring sosial yang satu ini, yang mana pengguna facebook Indonesia terbesar ke-2 di Dunia. Lumayan lah daripada NAYAMUL.


Sumber artikel :
Pesan moral artikel :


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check

Kamis, 29 Desember 2011

INDONESIA ITU “MENGECEWAKAN…”

Pagi ini di halaman muka "Jawa Pos" muncul iklan yang membuat "kecewa" dengan isi sebagai berikut


Ha ha ha…
INDONESIA ITU
“MENGECEWAKAN…”
Perekonomian Indonesia yang berhasil tumbuh
sampai 6,5% tahun 2011, ternyata bisa
mengecewakan “kubu ekonomi” yang optimis,
sekaligus mengecewakan “kubu politik” yang
pesimistis.
***
“Mestinya bukan hanya tumbuh 6,5%”.
itu kata golongan yang sangat optimistis.
***
“Kok ekonomi Indonesia bisa tumbuh
sampai 6,5 % ya.”
Itu kata golongan yang kecewa mengapa ekonomi
Indonesia bisa begini bagusnya.
***
He he he… Indonesia itu memang
mengecewakan.
Bagi mereka yang hobinya kecewa…

Mengucapkan selamat kepada seluruh rakyat Indonesia yang bersama pemerintahan SBY berhasil mencapai investment grade di akhir 2011 ini.

wow siapa gerangan yang membuat iklan mengecewakan itu?, dibagian bawah terlihat pembuat ternyata Keluarga Besar BUMN dengan moto nya yang baru : "kerja kerja kerja" dan juga beberapa perusahaan milik negar, Kementrian yang dipimpin oleh Dahlan Iskan, seorang menteri yang inovatif

Benar-benar iklan yang mampu membuat kecewa berbagai pihak, baik yang optimis dan tentunya para politisi yang selalu pesimis dan sangat kecewa apabila terjadi perbaikan dan peningkatan kinerja pemerintah sehingga tidak ada alasan menyudutkan pemerintah.



Sumber artikel :
Pesan moral artikel :Selamat dan semoga perekonomian Indonesia selalu dan akan terus meningkat


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check

Senin, 19 Desember 2011

Ketegasan Aparat dan Keluasan hati Pemimpin

Kisah Nyata: Ketika Sri Sultan HB IX terkena tilang di Pekalongan

Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.
Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.
Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.
“Selamat pagi!” Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . “Boleh ditunjukan rebuwes!” Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.
Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.
“Ada apa pak polisi ?” Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu . “Ya Allah…sinuwun!” kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.
“Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !” Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.
Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.
“ Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !” Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.
“ Jadi…?” Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .
“Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!” Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.
“Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !” Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang. Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi. “Sungguh orang yang besar…!” begitu gumamnya.
Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.
Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.
Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.
Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.
“Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa’enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!” Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.
“ Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?” Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.
“ Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!” brigadir Royadin menjawab tegas.
“Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !” Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.
Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.
Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.
Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.
Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.
“Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !” lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .
“ Siap pak !” Royadin menjawab datar.
“Bersama keluargamu semua, dibawa!” pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.
“Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !” Brigadir Royadin menawar.
“Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!” Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.
Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : “ Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat.” Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.
Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .
“ Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !” Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.
July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran .
Hormat amat sangat kepadamu Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya melebihi wilayah negeri ini dari sabang sampai merauke.
Depok June 25′ 2011
Aryadi Noersaid
Update terakhir tentang penulis artikel: Bp Aryadi Noersaid saat ini tinggal di Depok, Saya sempat konfirmasi via SMS kepada penulis untuk memastikan dan meminta comment atau pernyataan dari beliau.
Setelah menunggu beberapa waktu saya mendapat respon dari Bp Aryadi Noersaid. Saya copy dari comment beliau. dan terima kasih pak respon kilatnya:
Aryadi Noersaid (aryadi17@yahoo.com)

Sumber artikel :http://jogjakini.wordpress.com/2011/12/09/kisah-nyata-ketika-sri-sultan-hb-ix-terkena-tilang-di-pekalongan/
Pesan moral artikel :


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check

Rabu, 07 Desember 2011

Empat Pimpinan KPK Terpilih

Komisi III DPR memutuskan empat orang sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2014, yakni Bambang Widjojanto, Abraham Samad, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain.

Keputusan itu diambil secara voting oleh 56 orang, baik pimpinan maupun anggota Komisi III dari sembilan fraksi, Jumat (2/12/2011) sore.

Berdasarkan hasil voting, Bambang dan Abraham mendapat 55 suara, Adnan mendapat 51 suara, dan Zulkarnain 37 suara.

Adapun empat calon lain, yakni Yunus (20 suara), Aryanto (3 suara), Abdullah (2 suara), dan Handoyo (0 suara).

Atas hasil itu, Ketua Komisi III Benny K Harman menanyakan kepada semua anggota apakah setuju penetapan empat pimpinan baru itu. "Setujuuu..," jawab para anggota serentak.

Empat pimpinan baru itu akan menggantikan empat pimpinan saat ini, yakni Bibit S Riyanto, Chandra M Hamzah, M Jasin, dan Haryono Umar. Masa jabatan keempat pimpinan ini akan habis pada pertengahan Desember 2011.

Sumber artikel : http://nasional.kompas.com/read/2011/12/02/15303730/Inilah.Empat.Pimpinan.KPK.Terpilih
Pesan moral artikel :


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check

Minggu, 04 Desember 2011

BEMO Siroda Tiga


Bemo "becak motor" adalah angkutan umum yang sangat populer di Malang pada era tahun 1970 - 1980an, Kendaraan ini beroda tiga dan umumnya dipakai untuk mengangkut barang ataupun manusia.

Dulu bemo memiliki pangkalan di Stasiun Jagalan, Pasar Dinoyo, terminal Patimura. Seiring perkembangan jaman dan dibangunnya Terminal Gadang sekarangpun tergusur ke Terminal Hamid Rusdi di bagian selatan, Terminal Arjosari di Utara dan Landungsari di bagian barat, bemo menjadi sebuah kendaraan antik.

Pada masa lalu, Bemo cukup diperhitungkan karena merupakan kendaraan transportasi yang fleksibel dan ekonomis bagi masyarakat.Serta  mampu menjangkau jalan sempit, dan dapat melaju lebih kencang dari becak( maklum tenaga bensin dibanding nasi pecel).


Sumber artikel :
Pesan moral artikel :


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share on Facebook

Labels

Agama (31) Alamat (3) Arema (4) Artikel (209) Artis (15) Bencana (17) Berita (239) Bisnis (30) Budaya (49) Budha (3) Cerita Motivasi (20) Desa (6) E-Taiment (5) Ekonomi (9) Elektronik (7) English (2) Foto (15) Gaya Hidup (6) Hari Besar (12) Hindu (3) Hobi (2) Hukum (19) Humor (21) Ilmu (13) Info (249) Infotaimen (21) Internasional (38) Internet (31) Islam (13) Jatim (25) Kab. Malang (61) Karikatur (2) Kata Bijak (5) Kec. Kepanjen (23) Kecantikan (3) Kejawen (1) Kepanjen (10) Kesehatan (50) komentar (2) Komputer (6) Kristen (2) Kuliner (7) Lain-lain (143) Luar Negeri (42) Malang Raya (38) Masakan (6) Music (5) Nasional (225) Olah Raga (69) Opini (2) Otomotiv (16) PDI Perjuangan (10) Pemerintahan (1) Pemilu (7) Penting (3) Permainan (6) Peta (4) Pilbup (7) pnpm (3) Polisi (1) Politik (36) Profil (1) Sejarah (2) sepak bola (3) ser (1) Serba 7 (52) Team (1) Tekno Tepat Guna (20) Teknologi (38) Tips (14) TNI (1) Tokoh (16) Tradisional (4) Trasnsportasi (17) Video (5) Wanita (2) Wisata (22)

geovisite