Minggu, 03 Maret 2013

Mulailah dari DIRI Sendiri

WAJAH BARU KERETA API (Tulisan Siang) “Jika anda menginginkan perubahan kecil, ubahlah PERILAKU anda. Namun jika anda menginginkan perubahan besar, ubahlah PARADIGMA anda ”.

Jumat kemarin saya berangkat dari rumah jam 8 pagi mengantar 3 anak balita ke play group. Ada 1 tambahan anak bule si maira sahabat malkia yang sleep over di rumah. Ini hal yang pertama kali bagi kami. Sang anak bule adalah teman sekelas malkia putri bungsu kami. Malkia sendiri sudah beberapa kali menginap di rumah Maira dan sekarang Maira gantian.

Dalam perjalan ke sekolah, ketiga anak ini ingin cepat-cepat sampai. Ingin cepat-cepat main. Entah apa yang mereka ributkan sepanjang jalan tadi, sehingga waktu turun mobil setibanya di sekolah 3 anak langsung lari dengan hanya memberi salam cepat bye ayah..dan satu kalimat baru yang saya dengar bye daddy . eeehmm kedengerannya enak di panggil “daddy” sama tuh anak bule. Sangat dimengeri sih ketiganya semangat langsung berlari karena sepanjang perjalanan mereka sudah ingin main ini, main itu setibanya disekolah. Bahkan mereka berdebat dan berargumen nanti mana yang didulukan mainnya dan siapa yang duluan. Ribut banget isi mobil dengan 3 anak berbahasa inggris campur aduk. Ngak salah kalau ada pameo yang mengatakan three’s a crowd!

Jadi dirumah mendadak ada 3 anak berusia 3-6 tahun wondering around ke sana kemari sejak dari kamisnya. pulang sekolah mendadak anak nambah 1, bule. Jadi sejak kamis hingga berangkat pagi sekolah rumah mendadak berbahasa internasional. Bahasa ingris campur jawa campur Indonesia. Bahkan pasukan bedinde pembokat di belakang tergopoh-gopoh mencoba memahami setiap pertanyaan dan permintaan dari si anak bule ini. Malkia bahkan harus menterjemahkan maksud maira ke para support system dirumah.

Saya sendiri ketika menerima pesan dari istri di rumah kalau “anak kita nambah satu” posisi sedang dalam perjalanan semarang Jakarta. Saya membalas pesan tersebut dengan, amien,asyik, seru!. Benar..bermain dengan anak adalah hiburan tersendiri dimana setelah penat seharian bekerja atau setelah melakukan perjalanan jauh yg melelahkan. Apalagi di tambah perjalanan kemarin yg full tanpa istrihat cukup dan mendapatkan pengalaman baru yang tidak menyamankan.

Seperti kita tahu, pesawat dari Jakarta pasti semuanya pagi karena di kota-kota lain di indoensia support system untuk pelayanan bandara tidak siap. Kapal terbang pasti menginapnya di cengkareng. Kalau di kota lain, tempat menginapnya crew pesawat di tambah fasilitas dan keamanan bandara masih jauh tidak berimbang dibanding cengkareng sehiingga pagi hari anatar jam 5-7 pesawat terbang take oof dari cengkareng keseluruh Indonesia. Kalau dilihat dari bulan, kayak kembang api merekah dengan centrumnya cengkareng, kira-kira gitu deh visualisasinya.

Jadi, bangun jam 3 pagi berangkat ke bandara plus pasti-pastinya begitu sudah menemukan bangku di pesawat, langsung jleb tidur. Mencicil sedikit jam tidur yang kurang. Karena jarak dekat, 1 jam kemudian kapal sudah mendarat di ahmad yani semarang. Kebangun lagi dan langsung menuju stasiun tawang menaiki kereta rajawali jurusan Surabaya dan kami turun di Cepu. Ini yang membuat deg-degan. Karena berita dari team kemarin kereta mogok sehingga di tengah jalan lokomotifnya di ganti, dikirim dari stasiun tawang. Yang terjadi biasanya jarak tempuh 2,5 jam molor jadi 7 jam.

Kalau itu terjadi dengan kami maka jadwal di cepu pastinya bubar dan merepotkan karena pihak mitra sudah menunggu. Ternyata, kereta tepat waktu namun inilah terjadi kesalahan dan terjadi ke-alpha an ( bahasa memperhalus diri sendiri supaya ngak bilang sama diri sendiri bodoh) .

Biasanya ada staf yang sudah mengatur perjalanan sehingga confirm tiket tinggal ambil seating number. Ini tiket kereta rajawali belum di beli sehingga beli di stasiun. Ok..simple toh! Saya pun membeli 2 tiket kelas bisnis, yang di jawab oleh petugas tiket 60.000 per orang pak. Sebenarnya kami ber tiga namun staf produksi sudah beli duluan tiket di indomaret di Jakarta. Note, ini terobosan bisnis yang luar biasa dari KAI dimana tiket kereta bisa beli di semua counter indomaret.

Saya bayar dan duduk di peron. Biasa, menikmati kroncong tempo dulu. Distasiun tawang kita biasa di hibur dengan music keroncong yang merupakan satu lagi terobosan dari pihak manajemn KAI. Di suguhin music tradisional, lengkap. Jadi, ngopi, makan gorengang, jagongan ngobrolin kerjaan, dengan back sound keroncong. Wuuihh sebuah suasana yang romatik nostalgia.

Kereta tepat waktu, jam 8.15 masuk jalur 1. 15 menit lagi langsung berangkat. Kami pun berjalan ke gerbong dan pastinya saya akan melanjutkan tidur mencicil lagi kekurangan tidur di atas kereta. Begitu naik gerbong, petugas menunjuk kana rah, bapak di kelas bisnis, ini kelas eksekutif pak. Gerbong bapak masih terus lagi nomor dua dari belakang. Kamipun berjalan menuju titik yang ditunjuk dan begitu naik gerbong 2, saya memperhatikan kok ngak pake AC.

Saya pun bertanya, lho kok bisnis ngak pake AC pak, kepada petugas kereta. Oh, yg pakai AC di kelas eksekutif. Waduh, tepok jidat. Di kepala saya status “bisnis” itu lebih tinggi dari status “eksekutif”. Seperti arti kata bisnis di pesawat, atau “eksekutif” di kamar hotel lebih rendah di banding “business suit”. Inilah yang saya katakana tadi, kebodohan. Ini adalah sebenarnya bentuk tegoran, self critic karena biasa di layani, sekali melayani diri sendiri begini, ngak hati-hati. Staf saya yang ikut dengan saya pastinya ngak berani komentar diam saja dan saya tau dia bête banget dengan kebodohan saya tersebut. namun dengan sekali lagi ..saya mencoba menjaga kewibaan denga berkata..gini mas, entar kita main saja dengan kondektur. Kita bayar dia untuk pindah ke kelas eksekutif. Terlihat wajahnya sedikit ceria ketika saya mengatakan kita akan “membayar” di atas gerbong.

Kereta bergerak memutar roda besi perlahan lahan hingga top speednya. Dan seperti rutinitas, petugas mengecek tiket menanyakan dan memeriksa tiket penumpang satu persatu. Bagi saya yang sudah kegerahan karena mentari pagi jam 9 yang cukup menyengat sangat terasa menembus gorden tipis tepat di bangku saya, menunggu petugas tiket menjadi hal yang melelahkan. Ketika sang petugas tepat berada di depan saya, sambil menyodorkan tiket saya bertanya dengan penuh harap. Apa bisa kami menaikan status tiket dari bisnis ke eksekutif? Berapa kami harus byar?

Di jawab sambil senyum sopan, petugas tiket berkata..maaf pak, manajemen sekarang tidak ada transaksi di gerbong untuk tiket. Semua ada di konter di darat maaf kami tidak bisa membantu.
Saya pun terdiam. Saya mengangguk menyetujui dan mengerti namun dalam hati saya mengatakan tidak akan menyerah. Kalau jalur resmi tidak bisa maka saya akan pakai “ jalur tidak resmi” jalur biasanya “orang taat sama duit”, jalur nyogok. Saya lihat lihat siapa kira-kira secara gerak tubuh adalah orang yang tepat melakukan hal itu. Salah satu petugas tertinggi di kereta ini pasti ada, atau petugas keamanan, security. Di sudut mata yang lain saya melihat staf saya yang juga kegerahan mencoba menikmati perjalanan dengan berusaha tidur. Namun saya yakin dia menggerutu dalam hati.

Saya yang jupa sudah ke gerahan karena menggunakan baju resmi rapih pun mendekat seseorang yang saya anggap punya pengaruh di kereta. Saya mengatakan, pak saya perlu sekali untuk bisa pindah keruanagn ber AC karena tadi salah beli tiket. “ Tolong cari bangku kosong di gerbong eksekutif nanti kita atur-atur biayanya pak?!”

Lalu dia celingukan, dan membawa saya ke tempat yang agak sepi supaya penumpang lain tidak dengar pasti maksudnya. Posisi itu adalah berdiri di antara dua gerbong. Ini pengalaman dulu semasa kecil menikmati berdiri diantara sambungan gerbong, sekarang kami pakai untuk negosiasi.

Wajah petugas terlihat serius, dan saya merasa, he is the man. Ini lah orang yangtepat yang bisa mengatur maksud saya. lalu dia berkata, begini pak. Saya mengerti maksud bapak namun saya harus mohon maaf hal itu tidak bisa saya lakukan karena semua sistem sudahkomputerize. Memnag mungkin ada bangku kosong namun kalo di pemberhentian selanjutnya atau di gerbong selanjutnya ada orang. Maka bapak mempermalukan diri sendiri malah pindah-pindah lagi. Saya atau kami tidak tau bangku mana yang kosong, benar-benar kosong samapi tujuan di Surabaya. Sebaiknya bapak menikmati perjalan ini saja toh sudah dekat.

Duh, perut saya terasa di tonjok. Saya sebel di skak mat seperti ini. Sambil menggerutu dalam hati saya jalan ke bangku saya. kemudian merebahkan badan dengan keras sehingga membangunkan staff saya di samping. Dia berkata, ngak bisa ya pak. Saya hanya mengangguk. Sudah pak istirahat saja, perjalanan masih panjang, pekerjaan masih banyak hemat dan kumpulin tenaga saja. Kata-kata tadi tidak saya kmentari. Yang ada saya usahakan mengendalikan perasaan dan pikiran.

Pengalaman tadi menunjukan banyak hal, inilah sebenar-benarnya manajemen perusahaan yang baik dan KAI sudah menjalankan dengan baik, salut sekali. Juga attitude dari pegawai yang di tunjukan oleh lebih dari satu orang, mereka tidak terbeli oleh uang. Saya belajar banyak sekali, saya merindukan staf, manajemen organisasi saya seperti ini. Taat pada sistem. Peristiwa kemarin, asli merubah PARADIGMA saya. Saya pun melamun dan membuat beberapa tulisan dan coretan stategi manajemen seperti di terapkan di KAI iniakan saya tiru di organisasi saya. dan saya membayangkan, kalau saja semua putra bangsa ber –attitude seperti petugas kereta api, aman pasti Negara ini, semoga!..Salam salut untuk KAI. (Copas dari Bahtiar Umar).


Sumber artikel :
Pesan moral artikel :


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share on Facebook

Labels

Agama (31) Alamat (3) Arema (4) Artikel (209) Artis (15) Bencana (17) Berita (239) Bisnis (30) Budaya (49) Budha (3) Cerita Motivasi (20) Desa (6) E-Taiment (5) Ekonomi (9) Elektronik (7) English (2) Foto (15) Gaya Hidup (6) Hari Besar (12) Hindu (3) Hobi (2) Hukum (19) Humor (21) Ilmu (13) Info (249) Infotaimen (21) Internasional (38) Internet (31) Islam (13) Jatim (25) Kab. Malang (61) Karikatur (2) Kata Bijak (5) Kec. Kepanjen (23) Kecantikan (3) Kejawen (1) Kepanjen (10) Kesehatan (50) komentar (2) Komputer (6) Kristen (2) Kuliner (7) Lain-lain (143) Luar Negeri (42) Malang Raya (38) Masakan (6) Music (5) Nasional (225) Olah Raga (69) Opini (2) Otomotiv (16) PDI Perjuangan (10) Pemerintahan (1) Pemilu (7) Penting (3) Permainan (6) Peta (4) Pilbup (7) pnpm (3) Polisi (1) Politik (36) Profil (1) Sejarah (2) sepak bola (3) ser (1) Serba 7 (52) Team (1) Tekno Tepat Guna (20) Teknologi (38) Tips (14) TNI (1) Tokoh (16) Tradisional (4) Trasnsportasi (17) Video (5) Wanita (2) Wisata (22)

geovisite