Ada beberapa film bagus yang menceritakan tentang bagaimana hebatnya perjuangan seorang ayah dalam memperjuangkan hidup keluarganya. Walaupun ane sendiri bukan seorang anak yang dekat dengan ayah tapi terasa sangat tidak fair kalau ane cuma posting film film bertema perjuangan seorang ibu aja, karena tidak bisa dipungkiri walau bagaimana pun kondisi beliau, walau bagaimana pun kondisi kita dengan beliau, tetap saja jauh di dalam lubuk hati masing-masing ane yakin ane ataupun agan-agan sekalian pasti bangga mempunyai ayah yang telah membesarkan kita selama ini.
Begitu pula sebaliknya, walau senakal apapun kita, walau sejelek apapun kita dimata orang-orang, jauh didalam hatinya beliau (ayah kita masing-masing) pasti menyayangi kita walaupun dengan cara yang beda dari ibu karena beliau tidak menunjukkannya secara langsung.
Berbekal pengalaman-pengalaman semasa mudanya dulu, Edward Bloom mengisahkan semuanya itu dalam bentuk cerita dongeng kepada anaknya; Will Bloom. William tumbuh besar dengan cerita ayahnya. Cerita ayahnya menangkap ikan besar yang tak pernah ditangkap saat Will lahir, sang penyihir, bertemu raksasa hingga penemuan kota rahasia Spectre menghiasi masa kecil Will. Saat usianya bertambah dewasa dan akan menikah, Will terus mendengarkan kisah pengalaman hidup ayahnya itu. Saking seringnya mendengar kisah dongeng yang selalu diulang itu, Will pun beranggapan bahwa semua yang diceritakan oleh ayahnya itu tak satu pun mengandung kebenaran. Kisah hidup ayahnya yang selalu diceritakannya itu dianggap Will sebagai kedok untuk menutupi masa lalu ayahnya yang gelap karena menyembunyikan fakta yang sebenarnya terjadi. Anggapan negatif Will inilah yang akhirnya membuat hubungan antara ayah dan anak menjadi renggang. Hasilnya, Edward dan Will saling tak berkomunikasi selama 3 tahun lamanya.
Sumber artikel :
Pesan moral artikel :
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
click for tour in Malang Regency
Check
Begitu pula sebaliknya, walau senakal apapun kita, walau sejelek apapun kita dimata orang-orang, jauh didalam hatinya beliau (ayah kita masing-masing) pasti menyayangi kita walaupun dengan cara yang beda dari ibu karena beliau tidak menunjukkannya secara langsung.
4. Big Fish
Berbekal pengalaman-pengalaman semasa mudanya dulu, Edward Bloom mengisahkan semuanya itu dalam bentuk cerita dongeng kepada anaknya; Will Bloom. William tumbuh besar dengan cerita ayahnya. Cerita ayahnya menangkap ikan besar yang tak pernah ditangkap saat Will lahir, sang penyihir, bertemu raksasa hingga penemuan kota rahasia Spectre menghiasi masa kecil Will. Saat usianya bertambah dewasa dan akan menikah, Will terus mendengarkan kisah pengalaman hidup ayahnya itu. Saking seringnya mendengar kisah dongeng yang selalu diulang itu, Will pun beranggapan bahwa semua yang diceritakan oleh ayahnya itu tak satu pun mengandung kebenaran. Kisah hidup ayahnya yang selalu diceritakannya itu dianggap Will sebagai kedok untuk menutupi masa lalu ayahnya yang gelap karena menyembunyikan fakta yang sebenarnya terjadi. Anggapan negatif Will inilah yang akhirnya membuat hubungan antara ayah dan anak menjadi renggang. Hasilnya, Edward dan Will saling tak berkomunikasi selama 3 tahun lamanya.
Sumber artikel :
Pesan moral artikel :
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
click for tour in Malang Regency
Check
Tidak ada komentar:
Posting Komentar