1. Stasiun Semarang Gudang / Tambaksari (1864)
Stasiun ini dibangun pada tanggal 16 Juni 1864 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele. Untuk pengoperasian rute ini, pemerintah Belanda menunjuk Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu markas NIS yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Dan tepatnya pada 10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya di stasiun ini.
2. Stasiun Semarang Tawang (1868)
Stasiun
Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Tanjung Mas,
Semarang Utara, Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis.
Kereta api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan
stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan
diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke
Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini
diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun
Lempuyangan di Yogyakarta.
3. Stasiun Lempuyangan (1872)
Stasiun
Lempuyangan (kode: LPN, +114 m dpl) adalah stasiun kereta api yang
terletak di Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari
stasiun utama di kota ini, yaitu Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang
didirikan pada tanggal 2 Maret 1872 ini melayani pemberhentian semua KA
ekonomi yang melintasi Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan beserta dengan
rel yang membujur dari barat ke timur merupakan perbatasan antara
Kecamatan Gondokusuman di utara dan Danurejan di selatan
4. Stasiun Ambarawa (1873)
Museum
Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang
dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah yang
memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah
satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan
Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan
aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat
unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia.
Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik
tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari
seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische
Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.
5. Stasiun Kedungjati (1873)
Stasiun
Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di
Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian
+36 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun Kedungjati
diresmikan pada bulan 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan
Stasiun Willem I di Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur KA dari
Kedungjati ke Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976.
Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu
diubah ke bata berplester dengan peron berkonstruksi baja dengan atap
dari seng setinggi 14,65 cm.
6. Stasiun Solo Balapan (1873)
Stasiun
Solo Balapan (kode: SLO, +93m) adalah stasiun induk di Kestalan dan
Gilingan, Banjarsari, Surakarta yang menghubungkan Kota Bandung,
Jakarta, Surabaya, serta Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan
kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873)
7. Stasiun Purwosari (1875)
Stasiun
Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl.
Slamet Riyadi No. 502, Purwosari, Lawiyan, Surakarta. Stasiun yang
terletak pada ketinggian +98 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6
Yogyakarta.
Stasiun
Purwosari dibangun pada tahun 1875, dan merupakan stasiun tertua di
Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NISM. Stasiun Purwosari berada
di wilayah Mangkunegaran.
Sumber artikel :
Pesan moral artikel :
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
click for tour in Malang Regency
Check
Tidak ada komentar:
Posting Komentar