Sabtu, 19 Oktober 2013

Selamatkan Gajah Sumatera


Oleh: Mohammad Javier Aristo
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya
bli.javier@ymail.com
Banyak yang tidak tahu jika 4 Oktober adalah hari satwa sedunia atau world animal day. Semula di Nairobi, Kenya pada hari tersebut diadakan pawai bertema International March for Elephant sebagai solidaritas kian sedikitnya populasi gajah di dunia, dari gajah Afrika sampai gajah Sumatera. Populasi gajah Sumatera saat ini sangat memprihatinkan. Jumlah gajah Sumatera tak lebih dari tiga ribu ekor. Gajah sumatera adalah sub spesies gajah asia yang habitatnya hanya ada di sumatera.
Gajah bernama latin Elephas Maximus Sumatranus ini mati bukan karena tak bisa beradaptasi dengan lingkungan, tapi mati dibunuh karena diambil gadingnya. Gading gajah memang mahal. Harga per kilogram gading gajah bisa mencapai dua setengah juta rupiah. Berat satu buah gading gajah jantan dewasa bisa mencapai sepuluh kilogram. Tentu menggiurkan bukan?
Selain diambil gadingnya, gajah Sumatera dibunuh karena dituduh merusak lahan. Seperti kasus di Ranto Sabon, Kabupaten Aceh Jaya (Juli 2013). Genk, nama gajah Sumatera itu dibunuh warga dengan cara dijerat. Menurut warga, Genk dibantai karena merusak kebun warga dan sering masuk ke perkampungan, sehingga dinilai mengganggu akativitas warga. Postur Genk yang besar membuat warga kewalahan dan untuk melumpuhkannya dilakukan aksi keroyok sehingga Genk pun bisa dilumpuhkan hingga menemui ajalnya.
Kasus serupa, aksi pembunuhan gajah Sumatera di perkekbunan yang dikelola swasta ditengarai terjadi sejak 2004. Banyak gajah Sumatera ditemukan mati karena diracun. Alasan yang mereka lontarkan, kawanan gajah ini dianggap mengganggu aktivitas kerkebunan. Padahal, pengelola perkebunan yang justru membuka lahan di habitat asli gajah Sumatera. Wajar jika gajah kembali ke habitatnya yang ternyata sudah berubah akibat ulah manusia.
Walaupun gajah berbeda dengan manusia, akan tetapi pada dasarnya gajah juga memiliki insting seperti manusia. Gajah hidup secara berkelompok dan gajah memiliki rasa setia kawan dan kekerabatan yang tinggi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita ikut menjaga kelestarian gajah Sumatera sebagai salah satu aset berharga dari negeri kita, Indonesia.

Sumber artikel :http://surabaya.tribunnews.com/2013/10/16/selamatkan-gajah-sumatera
Pesan moral artikel :


Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

click for tour in Malang Regency

Check

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share on Facebook

Labels

Agama (31) Alamat (3) Arema (4) Artikel (209) Artis (15) Bencana (17) Berita (239) Bisnis (30) Budaya (49) Budha (3) Cerita Motivasi (20) Desa (6) E-Taiment (5) Ekonomi (9) Elektronik (7) English (2) Foto (15) Gaya Hidup (6) Hari Besar (12) Hindu (3) Hobi (2) Hukum (19) Humor (21) Ilmu (13) Info (249) Infotaimen (21) Internasional (38) Internet (31) Islam (13) Jatim (25) Kab. Malang (61) Karikatur (2) Kata Bijak (5) Kec. Kepanjen (23) Kecantikan (3) Kejawen (1) Kepanjen (10) Kesehatan (50) komentar (2) Komputer (6) Kristen (2) Kuliner (7) Lain-lain (143) Luar Negeri (42) Malang Raya (38) Masakan (6) Music (5) Nasional (225) Olah Raga (69) Opini (2) Otomotiv (16) PDI Perjuangan (10) Pemerintahan (1) Pemilu (7) Penting (3) Permainan (6) Peta (4) Pilbup (7) pnpm (3) Polisi (1) Politik (36) Profil (1) Sejarah (2) sepak bola (3) ser (1) Serba 7 (52) Team (1) Tekno Tepat Guna (20) Teknologi (38) Tips (14) TNI (1) Tokoh (16) Tradisional (4) Trasnsportasi (17) Video (5) Wanita (2) Wisata (22)

geovisite