WAJAK, – Nasib Keju Malang (Kemal) yang diproduksi pabrik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemkab Malang masih memprihatinkan. Pabrik keju di Desa Bambang Kecamatan Wajak sampai kini masih belum bisa optimal memproduksi keju khas Malang tersebut. Bahkan, kandang sapi milik pabrik sampai kini juga masih kosong melompong.
Padahal, tahun 2009, Dinas Peternakan melansir informasi bahwa pabrik itu memiliki 10 ekor sapi. Sehingga Kemal diproduksi dari sapi perahan milik pabrik yang berada di areal kandang. Namun pantauan terkini, kandang sapi di pabrik itu masih bersih tak seperti layaknya kandang sapi dan selain itu pabrik juga tutup sekitar pukul 10.00, kemarin.
Sudjono M.P Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengaku bahwa pabrik itu masih memproduksi keju. Namun dia tak tahu pasti berapa jumlah produksi pabrik keju itu setiap bulan. Yang pasti setiap tahun, pabrik Kemal hanya mampu memproduksi keju sebanyak tiga kuintal.
“Selama ini ada kendala pemasaran untuk keju Malang, sapi sudah tidak ada dan kita memakai sapi perah dari warga,” kata pria yang berdomisili di Pakis itu.
Kemal dipasarkan di Koperasi Kartini milik Pemkab serta di Kantor Dinas Peternakan di Kepanjen. Jono mengakui bahwa pabrik Kemal menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Dinas yang dia pimpin.
Jika sesuai rencana, menurut dia, pada tahun 2012 mendatang infrastruktur di pabrik Kemal akan ditambah. Terutama pembangunan kandang sapi serta perbaikan sejumlah unit produksi di pabrik. Produksi di pabrik meliputi proses pembuatan keju, mulai dari susu sapi segar sampai menjadi keju Gouda. Tahapan pembuatan keju itu meliputi tahap pasteurisasi, pemotongan, pencetakan, penggaraman, fermentasi, lalu tahap pengemasan dan penyimpanan.
Keju Malang memiliki dua jenis keju, yakni keju Gouda yang sedikit keras untuk bahan kue kering. Serta Keju Mozzarella yakni sejenis keju pasta filata seperti produksi Italia. Pabrik keju itu berdiri sejak tahun 1987 dibawah kepemimpinan Bupati Malang M. Said kala itu.
Tahun 2009, Kemal memproduksi 30 kg keju per hari dengan mengandalkan 10 ekor sapi. Kala itu, Kemal hanya berhasil menembus Toko Oen karena supermarket sudah dikuasai keju murni produkan Kraft.
”Kemal dijual Rp 130 ribu per kg, sudah tak dijual di Toko Oen, namun bisa dibeli di Koperasi Kartini,” tandas Sudjono.
Padahal, tahun 2009, Dinas Peternakan melansir informasi bahwa pabrik itu memiliki 10 ekor sapi. Sehingga Kemal diproduksi dari sapi perahan milik pabrik yang berada di areal kandang. Namun pantauan terkini, kandang sapi di pabrik itu masih bersih tak seperti layaknya kandang sapi dan selain itu pabrik juga tutup sekitar pukul 10.00, kemarin.
Sudjono M.P Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengaku bahwa pabrik itu masih memproduksi keju. Namun dia tak tahu pasti berapa jumlah produksi pabrik keju itu setiap bulan. Yang pasti setiap tahun, pabrik Kemal hanya mampu memproduksi keju sebanyak tiga kuintal.
“Selama ini ada kendala pemasaran untuk keju Malang, sapi sudah tidak ada dan kita memakai sapi perah dari warga,” kata pria yang berdomisili di Pakis itu.
Kemal dipasarkan di Koperasi Kartini milik Pemkab serta di Kantor Dinas Peternakan di Kepanjen. Jono mengakui bahwa pabrik Kemal menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Dinas yang dia pimpin.
Jika sesuai rencana, menurut dia, pada tahun 2012 mendatang infrastruktur di pabrik Kemal akan ditambah. Terutama pembangunan kandang sapi serta perbaikan sejumlah unit produksi di pabrik. Produksi di pabrik meliputi proses pembuatan keju, mulai dari susu sapi segar sampai menjadi keju Gouda. Tahapan pembuatan keju itu meliputi tahap pasteurisasi, pemotongan, pencetakan, penggaraman, fermentasi, lalu tahap pengemasan dan penyimpanan.
Keju Malang memiliki dua jenis keju, yakni keju Gouda yang sedikit keras untuk bahan kue kering. Serta Keju Mozzarella yakni sejenis keju pasta filata seperti produksi Italia. Pabrik keju itu berdiri sejak tahun 1987 dibawah kepemimpinan Bupati Malang M. Said kala itu.
Tahun 2009, Kemal memproduksi 30 kg keju per hari dengan mengandalkan 10 ekor sapi. Kala itu, Kemal hanya berhasil menembus Toko Oen karena supermarket sudah dikuasai keju murni produkan Kraft.
”Kemal dijual Rp 130 ribu per kg, sudah tak dijual di Toko Oen, namun bisa dibeli di Koperasi Kartini,” tandas Sudjono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar