JAKARTA - Lanjutan persidangan kasus PT Salmah Arowana Lestari (SAL) dan korupsi Pilkada Jawa Barat dengan terdakwa Komjen Pol Susno Duadji memunculkan fakta mengejutkan. Seorang saksi yang dihadirkan mengatakan, Susno sempat mengeluarkan pernyataan hendak menghabisi Sjahril Djohan, orang yang disebut-sebut sebagai makelar kasus.
Keterangan itu muncul dari mulut Kompol M. Zulkarnaen, koordinator staf pribadi Kabareskrim. Dia menuturkan, Sjahril sering datang ke ruangan Susno yang saat itu menjabat sebagai Kabareskrim. "Seminggu bisa dua kali (datang)," kata Zulkarnaen saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin (28/10).
Setiap tamu yang hendak menemui Kabareskrim, lanjut Zulkarnaen, lebih dulu melapor ke dirinya. Atau bisa juga melalui ajudan Kabareskrim yang menyampaikan ke Zulkarnaen. "Nanti saya yang lapor ke Kaba, beliau mau temui atau tidak," tuturnya.
Suatu ketika, Zulkarnaen menyampaikan ke Susno bahwa Sjahril bermaksud untuk bertemu. Namun Susno seperti menunjukkan ekspresi tidak suka. "Kok sering benar dia temui saya. Ada apa sih" kata Zulkarnaen menirukan pernyataan Susno. Meski begitu, Susno tetap menerima tamunya itu.
Di waktu yang berlainan, Susno juga menunjukkan ekspresi yang hampir sama. "Dia lagi, dia lagi," respon Susno yang ditirukan Zulkarnaen setelah dirinya melapor. Nah, setelah bertemu itulah, Zulkarnaen mengungkapkan pernyataan Susno yang cukup mengagetkan. "Apa sih maunya orang ini" Nanti kalau Wakapolri sudah pensiun, saya habisin orang ini," kata Zulkarnaen menirukan omongan Susno. Namun tidak jelas apa maksud dari kata "menghabisi" itu.
Keterangan Zulkarnaen itu menggelitik tim kuasa hukum Susno. Mereka mencecar dengan menanyakan siapa yang menjabat sebagai Wakapolri. "Saat itu Pak Makbul Padmanegara," jawabnya.
Zulkarnaen juga mengungkapkan, Sjahril Djohan memiliki ruangan di Mabes Polri. Ruangannya dekat dengan ruang Wakapolri. Dia menceritakan, mulanya dia hendak mengantarkan bahan dokumen dari Kabareskrim ke Wakapolri. Di ruang sespri (sekretaris pribadi) Wakapolri, dia bertemu dengan Sjahril.
Sjahril lantas mengajak Zulkarnaen ke ruangannya. Bahkan sempat meminta dibuatkan minuman kopi. "Ruangannya jadi satu dengan sespri Wakapolri, hanya disekat, bagian dari ruangan sespri," terangnya.
Meski begitu, Zulkarnaen mengaku tidak mengetahui apa sebenarnya profesi Sjahril Djohan. Dia hanya menyebut, Sjahril pernah bersama dengan Haposan Hutagalung hendak menemui Susno. Dia mengetahui jika Haposan adalah pengacara dalam kasus Arowana. "Kalau Sjahril Djohan bukan lawyer," ujarnya.
Dia juga tidak mengetahui seberapa dekat hubungan antara Susno dan Sjahril Djohan. Dia hanya pernah mendengar Sjahril memanggil Susno hanya dengan kata "Sus?. Zulkarnaen pernah menanyakan kenapa Sjahril memanggil Susno seperti itu. "Nggak apa-apa, saya kan lebih tua. Banyak di sini (Mabes Polri) yang saya panggil nama saja," jawab Sjahril kala itu yang ditirukan Zulkarnaen.
Susno yang duduk di samping tim kuasa hukumnya tidak banyak memberikan tanggapan atas keterangan saksi Zulkarnaen tersebut. "Terima kasih, yang mulia (majelis hakim). Cukup, tidak ada," kata Susno yang mengenakan baju safari warna abu-abu.
Usai persidangan, Susno tidak menjawab saat wartawan menanyakan maksud pernyataan "menghabisi?. "Kan tadi sudah dijelaskan saksi, itu objektif. Saya juga tidak bantah kan. Kalau saya yang bilang, nanti subjektif," kata Susno. Dia mengatakan, nanti majelis hakim yang akan menanyainya dalam pemeriksaan terdakwa.
Saat dipertegas maksud "menghabisi" adalah agar Sjahril tidak lagi di Mabes Polri, Susno hanya menjawab ringan. "Ah, kau pura-pura tidak tahu saja," jawab Susno sembari berlalu meninggalkan ruang sidang.
Lanjutan persidangan Susno kemarin banyak mengungkap sepak terjang Sjahril Djohan di Mabes Polri. Saksi Teteng Jauhari, sopir Susno saat menjabat Kabareskrim mengungkapkan, Sjahril lebih banyak melewati pintu belakang untuk masuk ke Bareskrim.
Tetang bahkan sudah pernah melihat Sjahril saat era Makbul Padmanegara menjabat Kabareskrim. "Saya pikir dulu malah beliau anggota Polri," tutur Teteng yang disambut tawa seisi ruang sidang, termasuk Susno. "Karena sering pakai pakaian safari," sambung Teteng yang juga sempat menjadi sopir Kabareskrim Makbul.
(fal)