MestiMoco.com - Aksi dorong antara mahasiswa dengan polisi mewarnai unjuk rasa memperingati satu tahun kepemimpinan SBY-Boediono. Kericuhan kecil itu terjadi saat puluhan pengunjuk rasa dari berbagai elemen mencoba menerobos pintu pagar DPRD Kota Malang.
Beruntung, aksi massa yang tergabung dari berbagai elemen, diantaranya BEM se-Malang Raya, HMI, IMM dan nyaris berujung anarkis itu dapat diredam setelah perwakilan anggota dewan menemui pendemo dan berjanji mengapresiasikan tuntutan mereka.
Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti program pemerintah yang belum berpihak pada rakyat. Seperti, belum adanya pemerataan ekonomi dan pendidikan. Karena itu mahasiswa menuntut pemimpin negeri ini SBY-Boediono untuk turun dari jabatannya.
"Banyak kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat, pemerintah cenderung lebih mementingkan pencitraan," teriak Hisbut Luthfi, koordinator aksi di halaman Gedung DPRD, Rabu (20/10/2010).
Setelah beberapa lama menyuarakan aksinya, pendemo secara perlahan mulai mendekati pintu gerbang gedung dewan. Langkah mereka langsung disambut petugas yang telah bersiaga sejak pagi hari.
Aksi dorong tak terhindarkan ketika puluhan mahasiswa ini terus berupaya masuk ke dalam gedung dewan. Barikade tiga peleton polisi yang diterjunkan itu tak mampu ditembus pendemo. Hingga beberapa mahasiswa menjadi korban pemukulan oknum petugas.
"Ada tiga dari kami yang tadi kenal pukul, saat aksi dorong terjadi," ujar salah satu mahasiswa
Terpisah Kapolres Malang Kota, AKBP Agus Salim, mengaku kesigapan petugas dalam mengamankan aksi telah sesuai prosedur. Tudingan petugas telah melakukan pemukulan itu tidak benar. Kemungkinan hal itu akibat kontak fisik antara petugas dengan pendemo.
"Tidak ada pemukulan yang dituduhkan, karena ada kontak fisik, sangat wajar satu sama lain berbenturan. Semua yang kita lakukan sudah sesuai prosedur, saya kira tadi tidak ada yang menjadi korban pemukulan," tegasnya usai mengamankan aksi. (bdh/bdh)
Beruntung, aksi massa yang tergabung dari berbagai elemen, diantaranya BEM se-Malang Raya, HMI, IMM dan nyaris berujung anarkis itu dapat diredam setelah perwakilan anggota dewan menemui pendemo dan berjanji mengapresiasikan tuntutan mereka.
Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti program pemerintah yang belum berpihak pada rakyat. Seperti, belum adanya pemerataan ekonomi dan pendidikan. Karena itu mahasiswa menuntut pemimpin negeri ini SBY-Boediono untuk turun dari jabatannya.
"Banyak kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat, pemerintah cenderung lebih mementingkan pencitraan," teriak Hisbut Luthfi, koordinator aksi di halaman Gedung DPRD, Rabu (20/10/2010).
Setelah beberapa lama menyuarakan aksinya, pendemo secara perlahan mulai mendekati pintu gerbang gedung dewan. Langkah mereka langsung disambut petugas yang telah bersiaga sejak pagi hari.
Aksi dorong tak terhindarkan ketika puluhan mahasiswa ini terus berupaya masuk ke dalam gedung dewan. Barikade tiga peleton polisi yang diterjunkan itu tak mampu ditembus pendemo. Hingga beberapa mahasiswa menjadi korban pemukulan oknum petugas.
"Ada tiga dari kami yang tadi kenal pukul, saat aksi dorong terjadi," ujar salah satu mahasiswa
Terpisah Kapolres Malang Kota, AKBP Agus Salim, mengaku kesigapan petugas dalam mengamankan aksi telah sesuai prosedur. Tudingan petugas telah melakukan pemukulan itu tidak benar. Kemungkinan hal itu akibat kontak fisik antara petugas dengan pendemo.
"Tidak ada pemukulan yang dituduhkan, karena ada kontak fisik, sangat wajar satu sama lain berbenturan. Semua yang kita lakukan sudah sesuai prosedur, saya kira tadi tidak ada yang menjadi korban pemukulan," tegasnya usai mengamankan aksi. (bdh/bdh)
Sumber artikel :http://surabaya.detik.com/read/2010/10/20/132840/1469930/475/di-malang-demo-setahun-sby-boediono-nyaris-ricuh
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
www.MestiMoco.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar