YOGYAKARTA - Ponimin warga Kali Ageng, Kepuharjo, Cangkringan yang selamat dari wedhus gembel mengaku hanya mengalami luka pada kaki.
"Kaki saya melepuh gara-gara turun dari mobil. Jadi saat menginjak tanah panas sekali," ujarnya Jumat (29/10/2010).
Ponimin lalu menceritakan kisahnya yang selamat dari bahaya letusan Merapi dan awan panas. Saat itu dia dan istrinya sepakat untuk tidak mengungsi karena percaya kepada Allah dan Alquran.
Selanjutnya waktu kejadian letusan Merapi dia merasakan sekitar rumahnya terasa panas. Namun anehnya air di kamar mandinya terasa dingin.
"Kami hanya mengandalkan Allah dan Alquran saja hingga letusan mereda," kenangnya.
Ponimin mengaku menghargai imbaun BPPTK untuk meminta warga mengungsi, karena itu merupakan tugas pemerintah.
Namun sebelum sempat kejadian dia melakukan komunikas dengan penjaga Gunung Merapi pada 13 Juni Selasa Legi. Merapi itu akan memporak-porandakan arah Selatan.
"Sebelum meletus, ibaratnya baru arak-arakan pengantin. Dan sorenya baru meletus," ucapnya.
Meski pada saat itu suhu diperkirakan sekitar 600 derajad celcius, tiga dus air mineral tidak menguap, begitu pula pakaian, dan tiga sepeda motor yang diparkir dalam rumah.
Keanehan lain yang terjadi saat itu, kata Lilik, anak Ponimin, melihat mendadak muncul kitab suci Alquran dalam kamar yang mereka pakai untuk. "Alquran tersebut biasa tidak ada di kamar itu. Tiba-tiba saat itu ada di dekat kami. Kalau tak salah jumlahnya lima," katanya menyakinkan.
Sumber artikel :http://news.okezone.com/
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar