Gunung Merapi (Foto: Koran Sindo)
SLEMAN - Terjadinya erupsi Gunung Merapi Selasa 26 Oktober 2010 pukul 18.02 WIB telah menyebabkan korban jiwa, termasuk juru kunci Mas Penewu Ki Suraksohargo atau yang akrab dipanggil Mbah Maridjan. Pemberitaan di media massa pun merebak. Bahkan muncul kesan Sleman juga DIY secara keseluruhan tidak aman untuk wisatawan.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, Jumat (29/10/2010) menyesalkan hal tersebut karena sama sekali tidak benar. Sleman bahkan DIY benar-benar masih aman bagi wisatawan.
Evi panggilan akrab Shavitri mengungkapkan banyak pengelola dan pelaku pariwisata di Sleman yang mengeluh karena tingkat kunjungan menurun drastis. Padahal banyak alternatif untuk berwisata di Sleman. Evi mencontohkan alternatif wisata tersebut adalah candi-candi dan desa-desa wisata.
Evi juga menyatakan dampak paling serius akibat erupsi Gunung Merapi hanya terjadi di wilayah ujung utara, tepatnya di kecamatan Cangkringan. Itupun tidak menyeluruh, hanya di Desa Umbulharjo khususnya lagi di dusun Kinahrejo, Kepuharjo, Pelemsari, dan Ngrangkah yang berada paling dekat atau sekira 4 kilometer dari Gunung Merapi.
Wilayah lain yang berjarak 10 kilometer dari Gunung Merapi atau yang dikenal dengan wilayah kawasan rawan bencana (KRB) Ring I, tidak mengalami kerusakan serius, namun hanya terganggu dengan abu vulkanik yang tentunya akan hilang apabila terjadi hujan. Begitu pula obyek-obyek wisata lain sepertinya Candi Prambanan, Candi Boko, Candi Ijo, Candi Kalasan dan lain-lainnya berada jauh lebih dari 25 kilometer dari Gunung Merapi sehingga tetap aman untuk dikunjungi.
Pusat kota Sleman yang merupakan pusat pemerintahan yang berada kurang lebih 27 kilometer dari Gunung Merapi juga sama sekali tidak terkena dampak erupsi Merapi. Pemerintahan baik di tingkat kabupaten, semua kecamatan maupun semua pemerintahan desa tetap berjalan secara normal tanpa kendala.
Sementara dari 11 museum yang ada di Sleman dijelaskan Evi hanya 2 museum yang berada di kawasan rawan bencana, yaitu Museum Ullen Sentalu dan Museum Gunungapi Merapi (MGM). Keduanya berada di kawasan Kaliurang. Sedangkan museum lain berada jauh dari Gunung Merapi dan tetap aman untuk dikunjungi sepertinya Museum Affandi, Museum Jogja Kembali, Museum Pendidikan, Museum Dirgantara Mandala, Museum Pahlawan Pancasila, Museum Pergerakan Wanita, Museum Paleoantropologi, Museum Geoteknologi Mineral UPN, dan Museum Purbakala di Kompleks Candi Prambanan.
Evi lebih lanjut menyatakan, hal sama untuk desa wisata. Dari 38 desa wisata yang ada di Sleman hanya sebagian kecil atau 7 (tujuh) desa wisata yang berada di kawasan rawan bencana, yakni desa wisata Turgo, Nganggring, Kinahrejo, Petung, dan Pentingsari. Sedangkan 31 desa wisata yang lain tetap aman untuk dikunjungi.
Evi menegaskan masih banyak alternatif lokasi wisata di Sleman. Oleh karenanya bagi wisatawan baik dari luar daerah atau bahkan mancanegara tidak perlu ragu-ragu lagi untuk berkunjung ke Sleman pada khususnya dan DIY pada umumnya.(Sita Maharani/Trijaya/mbs)
Sumber artikel :
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar