MAKKAH - Bencana yang beruntun melanda tanah air menjadi perhatian jamaah Indonesia. Doa dari para jamaah Indonesia pun bergema saat wukuf di Padang Arafah kemarin (15/11). Pada puncak haji itu, 221 ribu jamaah Indonesia berdoa bersama bagi keselamatan negeri dari bencana. Doa dipimpin Wakil Amirul Haj Hasyim Muzadi. "Marilah kita secara khusyuk memohon dan berdoa kepada Allah SWT agar negeri kita diselamatkan dari berbagai bencana dan kerusakan-kerusakan yang lain," kata Hasyim dalam khotbah wukufnya di Padang Arafah, Makkah, kemarin.
Hasyim menuturkan, doa yang dikabulkan Allah tidak hanya karena tempat dan waktu di Tanah Suci. Selain itu, dipengaruhi oleh tindakan dan tingkah laku jamaah apakah berjalan selaras dengan doa yang dipanjatkan. "Sebab, Allah tidak akan mengubah atau menghilangkan kenikmatan yang telah diberikan kepada hambanya kecuali hamba itu mengubahnya," tutur Hasyim.
Doa tidak hanya dipanjatkan untuk Indonesia, melainkan juga untuk kaum muslim dan kemanusiaan dunia. Hasyim meminta agar jamaah tidak perlu menyalahkan siapapun terkait bencana yang berturut-turut menimpa Indonesia. Yang terpenting adalah mengetahui penyebab bencana dan instrospeksi.
Wukuf di Arafah merupakan inti haji karena tiada haji tanpa Arafah. Arafah mempunyai makna tempat dan waktu untuk memohon ampun kepada Allah serta berdoa dan munajat. "Tiada tempat dan waktu yang lebih unggul untuk memohon sesuatu kepada Allah serta memohon ampun atas dosa dosa kita pada Allah kecuali di Arafah saat wukuf," jelas Hasyim.
Seperti dilaporkan Media Center Haji (MCH) Kemenag, selesai khotbah, Hasyim mengajak jamaah membaca doa qunut. Jamaah kemudian melakukan salat jamak qosor duhur dan asyar secara berjamaah dengan dipimpin (imam) Muhammad Muqodas. Selanjutnya, dilakukan salat ghaib untuk korban bencana. Pada rakaat kedua masing-masing salat, dibacakan qunut nazilah.
Sementara itu, dalam sambutannya Menteri Agama dan Amirul Haj Suryadharma Ali berharap, sepulang dari ibadah haji nanti, para jamaah semakin meningkatkan solidaritas sosial untuk kesejahteraan bangsa. "Di Tanah Air nanti hendaknya (jamaah) bisa menjadi pioner amar ma" ruf nahi munkar," ujar Suryadharma. Suryadharma berharap, sepulang dari haji, jamaah menjaga kualitas ibadah mereka, serta mendidik dan membina keluarga dengan pendidikan Islam sehingga melahirkan generasi penerus yang berkualitas. (jpnn/dwi)
Hasyim menuturkan, doa yang dikabulkan Allah tidak hanya karena tempat dan waktu di Tanah Suci. Selain itu, dipengaruhi oleh tindakan dan tingkah laku jamaah apakah berjalan selaras dengan doa yang dipanjatkan. "Sebab, Allah tidak akan mengubah atau menghilangkan kenikmatan yang telah diberikan kepada hambanya kecuali hamba itu mengubahnya," tutur Hasyim.
Doa tidak hanya dipanjatkan untuk Indonesia, melainkan juga untuk kaum muslim dan kemanusiaan dunia. Hasyim meminta agar jamaah tidak perlu menyalahkan siapapun terkait bencana yang berturut-turut menimpa Indonesia. Yang terpenting adalah mengetahui penyebab bencana dan instrospeksi.
Wukuf di Arafah merupakan inti haji karena tiada haji tanpa Arafah. Arafah mempunyai makna tempat dan waktu untuk memohon ampun kepada Allah serta berdoa dan munajat. "Tiada tempat dan waktu yang lebih unggul untuk memohon sesuatu kepada Allah serta memohon ampun atas dosa dosa kita pada Allah kecuali di Arafah saat wukuf," jelas Hasyim.
Seperti dilaporkan Media Center Haji (MCH) Kemenag, selesai khotbah, Hasyim mengajak jamaah membaca doa qunut. Jamaah kemudian melakukan salat jamak qosor duhur dan asyar secara berjamaah dengan dipimpin (imam) Muhammad Muqodas. Selanjutnya, dilakukan salat ghaib untuk korban bencana. Pada rakaat kedua masing-masing salat, dibacakan qunut nazilah.
Sementara itu, dalam sambutannya Menteri Agama dan Amirul Haj Suryadharma Ali berharap, sepulang dari ibadah haji nanti, para jamaah semakin meningkatkan solidaritas sosial untuk kesejahteraan bangsa. "Di Tanah Air nanti hendaknya (jamaah) bisa menjadi pioner amar ma" ruf nahi munkar," ujar Suryadharma. Suryadharma berharap, sepulang dari haji, jamaah menjaga kualitas ibadah mereka, serta mendidik dan membina keluarga dengan pendidikan Islam sehingga melahirkan generasi penerus yang berkualitas. (jpnn/dwi)
Sumber artikel : http://www.jpnn.com/
Pesan moral artikel :
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
www.MestiMoco.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar