SEMARANG – Kompetisi sepak bola di Indonesia terbelah. Selain even yang dihelat PSSI, bakal lahir kompetisi tandingan bernama Liga Primer Indonesia (LPI) yang digagas konsorsium pimpinan pengusaha Arifin Panigoro. Peluncuran (launching) LPI dilaksanakan di E-Plaza, Semarang, kemarin (24/10).
Menurut rencana, LPI dimulai pada 8 Januari 2011 dan diikuti 20 klub. Namun, sejauh ini baru 17 tim yang menyatakan bergabung. Di antaranya adalah Semarang United, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Semen Padang, PSPS Pekanbaru, PSMS Medan, Medan Chief Football, Arema Indonesia, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro. Selain itu, ada Bali FC, Persis Solo, Maung Bandung Raya, Bogor Raya FC, Batavia FC, Jakarta FC, dan Manado United.
”Ada tiga tim yang belum menandatangani kesepakatan tampil, yaitu Persiba Bantul, Persisam Samarinda, dan Deltras Sidoarjo,” kata General Manager LPI Bidang Liga Arya Abhiseka. Sebelumnya, kickoff LPI direncanakan pada 17 Oktober lalu. Namun, hal itu akhirnya mundur agar konsep kompetisi benar-benar matang.
Sebagai penggagas LPI, Arifin menegaskan bahwa kompetisi tersebut harus berjalan baik, transparan, dan tidak mengandung rekayasa. ”Sudah saatnya sepak bola Indonesia ini dikelola dengan baik dan maju. Potensi sepak bola luar biasa. Sepak bola adalah olahraga paling favorit. Kita akan merasa berdosa kalau tidak mengelolanya dengan baik dan jujur,” tuturnya.
Arifin berharap agar LPI akan mengubah wajah persepakbolaan Indonesia yang selama ini amburadul dan menguras uang negara. Nah, konsep LPI adalah mengedepankan pendanaan sepak bola secara mandiri. ”Kami memiliki konsep mengenai pembagian keuntungan dari dana yang dihasilkan oleh LPI. Tentunya akan kami paparkan secara transparan,” ujarnya.
Di sisi lain, munculnya LPI langsung direspons PSSI. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengakui kompetisi lain di luar yang ada sekarang. ”Pijakan kami jelas, sepanjang tidak ada unsur PSSI, itu sama saja dengan tarkam (pertandingan sepak bola antarkampung, Red),” cetus Nurdin saat pertemuan dengan klub-klub Indonesia Super League (ISL) di Hotel Sultan, Jakarta, tadi malam.
Melihat daftar 17 tim yang diklaim ikut LPI, Nurdin menanggapi dengan santai. ”Itu tidak pantas disebut liga primer, tapi ecek-ecek,” ucap mantan narapidana kasus korupsi tersebut.
Nurdin menegaskan bahwa tidak akan ada klub anggota PSSI yang ikut LPI. Hadirnya beberapa wakil klub dalam launching LPI di Semarang kemarin bukan jaminan bahwa mereka akan meninggalkan PSSI. ”Para pengurus klub yang datang itu sudah berkomunikasi dengan kami. Ada yang bilang, mereka hanya menghormati undangan. Ada juga yang oknum, mengatasnamakan klub tertentu,” bebernya.
Nurdin menyatakan, PSSI belum akan mengambil tindakan apa pun. Sebab, LPI belum berjalan dan pesertanya pun belum pasti. ”Kalau sudah berjalan dan ketahuan tim mana saja yang ikut, baru kami akan ambil tindakan. Jika ada anggota PSSI yang ikut, pasti akan kami sanksi sesuai dengan aturan,” tandasnya.
Sementara itu, di kalangan klub, keputusan mengikuti LPI masih terus dikaji. Kubu Persema Malang, salah satu klub yang diklaim ikut LPI, menyatakan belum mengambil keputusan pasti. ”Kami masih lihat-lihat dulu perkembangannya. Kalau memang legal, kenapa tidak?” ujar Asmuri, manajer Persema, kepada Jawa Pos tadi malam.
Ya, aspek legal memang menjadi masalah bagi klub untuk ikut LPI. Kalau LPI tidak mendapatkan kepastian hukum, klub yang ikut juga bakal kena getah. Mereka bakal dianggap mengikuti kompetisi liar yang ujung-ujungnya berbuah sanksi dari PSSI.
Menanggapi masalah tersebut, Ketua Pengcab PSSI Surabaya Saleh Ismail Mukadar menyatakan bahwa PSSI tidak punya alasan untuk menolak pengajuan afiliasi LPI. ”Dalam aturan disebutkan, FIFA dan semua federasi berkewajiban mengayomi penyelenggaraan sepak bola,” ungkapnya. (lis/bas/smu)
Sumber artikel :jpnn.com
Pesan moral artikel :
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
www.MestiMoco.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar