Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa memastikan mantan presiden Soeharto (alm) dan KH Abdurrahman Wahid tidak mendapat gelar pahlawan nasional. Kepastian itu disampaikan dalam acara penganugerahan gelar pahlawan dan gelar kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (11/11), yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pemerintah melalui Keputusan Presiden No 52 TK/2010 akhirnya memberikan gelar pahlawan nasional hanya kepada dua tokoh, yaitu Dr Johannes Leimena dan Johannes Abraham Dimara. Sebelumnya, Kementerian Sosial mengajukan 10 nama tokoh yang telah diseleksi untuk memperoleh gelar pahlawan nasional kepada Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa.
Sepuluh tokoh itu adalah mantan gubernur DKI Ali Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulawesi Tengah, mantan presiden HM Soeharto dari Jawa Tengah, dan mantan presiden KH Abdurrahman Wahid dari Jawa Timur. Kemudian, Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.
Pemerintah melalui Keputusan Presiden No 52 TK/2010 akhirnya memberikan gelar pahlawan nasional hanya kepada dua tokoh, yaitu Dr Johannes Leimena dan Johannes Abraham Dimara. Sebelumnya, Kementerian Sosial mengajukan 10 nama tokoh yang telah diseleksi untuk memperoleh gelar pahlawan nasional kepada Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa.
Sepuluh tokoh itu adalah mantan gubernur DKI Ali Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulawesi Tengah, mantan presiden HM Soeharto dari Jawa Tengah, dan mantan presiden KH Abdurrahman Wahid dari Jawa Timur. Kemudian, Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.
Meski pemerintah tidak menetapkan mantan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai pahlawan nasional, Fraksi PKB DPR RI mengaku tidak kecewa. Menurut Ketua Fraksi PKB DPR RI Marwan Djafar, kepahlawanan Gus Dur tetap diakui oleh bangsa Indonesia dan dunia.
"Gus Dur sudah menjadi pahlawan di mata rakyat dan bangsa Indonesia. Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di mata dunia internasional," ungkapnya kepada Kompas.com.Sumber artikel :
Pesan moral artikel :
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar