BOYOLALI -- TAK kunjung berakhirnya krisis Merapi membuat tenaga dan daya tahan para relawan menurun. Salah satu relawan asal Malang meninggal dunia karena kelelahan Senin malam kemarin (14/11). Relawan ini bernama Heru Adhiyanto, 40, anggota Karang Taruna Wirabakti Bandulan, Desa Sukun, Malang. Jasad Heru sudah diambil pihak keluarga, pagi kemarin (15/11).
Dia datang di Boyolali bersama beberapa rekannya satu organisasi dari Malang. Di Boyolali, Heru dan teman-teman bergabung dengan relawan Jalin Merapi. "Satu rekan kami, Heru asal Malang meninggal dunia di RS PKU Muhamadiyah Singkil, Boyolali Kota," kata salah satu aktivitas Jalin Merapi Widodo. Sebetulnya, tanda-tanda sakit yang dialami Heru sudah beberapa hari sudah diketahui. Kondisinya yang kurang sehat, oleh Widodo diminta istirahat total. Namun, Heru tetap saja membantu penanganan pengungsi di dapur umum.
Kondisinya tidak memungkinkan, lantas aktivitas Jalin Merapi membawanya ke RS PKU Muhamadiyah Singkil Minggu malam. Sempat dirawat beberapa jam, nyawa Heru sudah tidak tertolong lagi. Diketahui sudah meninggal dunia, maka disemayamkan sementara di RUSD Pandan Arang Boyolali.
Koordinator Tanggap Darurat Bencana Merapi Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Boyolali Isyato mengatakan, jenazah Heru diserahkan ke pihak keluarga oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Boyolali Karseno pagi kemarin. Penyerahan jenazah ini berlangsung di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Selain itu, Pemkab Boyolali juga menyerahkan santunan kepada pihak keluarga relawan tersebut Rp2,5 juta. Bantuan duka cita ini diserahkan langsung Asisten I Setda Boyolali yang mewakili Bupati Seno Samodro lantaran berhalangan hadir.
Menurut Isyato, relawan tersebut membantu di dapur umum, di Posko Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Boyolali. Relawan itu, diduga kelelahan melayani para pengungsi yang mencapai sekitar 60 ribu jiwa. "Maka, banyak relawan yang jatuh sakit akibat kelelahan karena jumlahnya tidak seimbang dibanding pengungsi," katanya.
Lantaran faktor kelelahan ini, sejumlah relawan juga jatuh sakit. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Koordinator relawan PMI Boyolali Tulus harus dilarikan ke RSUD Pandan Arang untuk mendapat pertolongan medis Minggu (14/11). Menurut Sujadi, petugas kesehatan Puskesmas II Boyolali, Tulus jatus sakit saat di pos kesehatan Kabupaten yang dekat dengan Puskesmas II Boyolali.
Sehingga, petugas kesehatan Puskesmas langsung melarikan ke rumah sakit. "Korban mengalami "kolik" yang menimbulkan rasa sakit hebat, kemungkinan karena faktor kelelahan atau memiliki riwayat sakit maag," kata dia.
Menurut Suparno, koordinator relawan dapur umum di Posko Transito Boyolali, banyak relawan yang ambruk pingsan kelelahan beberapa hari sebelumnya. Hal tersebut, lantaran selain jumlah relawan tidak sebanding dengan jumlah pengungsi, pola distribusi logistik juga kurang memadai. "Akibatnya, tenaga relawan sangat terkuras dan di sisi lain kondisi stamina mereka juga kurang fit. Sehingga mudah jatuh sakit," terang dia. (un/nan)
Dia datang di Boyolali bersama beberapa rekannya satu organisasi dari Malang. Di Boyolali, Heru dan teman-teman bergabung dengan relawan Jalin Merapi. "Satu rekan kami, Heru asal Malang meninggal dunia di RS PKU Muhamadiyah Singkil, Boyolali Kota," kata salah satu aktivitas Jalin Merapi Widodo. Sebetulnya, tanda-tanda sakit yang dialami Heru sudah beberapa hari sudah diketahui. Kondisinya yang kurang sehat, oleh Widodo diminta istirahat total. Namun, Heru tetap saja membantu penanganan pengungsi di dapur umum.
Kondisinya tidak memungkinkan, lantas aktivitas Jalin Merapi membawanya ke RS PKU Muhamadiyah Singkil Minggu malam. Sempat dirawat beberapa jam, nyawa Heru sudah tidak tertolong lagi. Diketahui sudah meninggal dunia, maka disemayamkan sementara di RUSD Pandan Arang Boyolali.
Koordinator Tanggap Darurat Bencana Merapi Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Boyolali Isyato mengatakan, jenazah Heru diserahkan ke pihak keluarga oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Boyolali Karseno pagi kemarin. Penyerahan jenazah ini berlangsung di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Selain itu, Pemkab Boyolali juga menyerahkan santunan kepada pihak keluarga relawan tersebut Rp2,5 juta. Bantuan duka cita ini diserahkan langsung Asisten I Setda Boyolali yang mewakili Bupati Seno Samodro lantaran berhalangan hadir.
Menurut Isyato, relawan tersebut membantu di dapur umum, di Posko Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Boyolali. Relawan itu, diduga kelelahan melayani para pengungsi yang mencapai sekitar 60 ribu jiwa. "Maka, banyak relawan yang jatuh sakit akibat kelelahan karena jumlahnya tidak seimbang dibanding pengungsi," katanya.
Lantaran faktor kelelahan ini, sejumlah relawan juga jatuh sakit. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Koordinator relawan PMI Boyolali Tulus harus dilarikan ke RSUD Pandan Arang untuk mendapat pertolongan medis Minggu (14/11). Menurut Sujadi, petugas kesehatan Puskesmas II Boyolali, Tulus jatus sakit saat di pos kesehatan Kabupaten yang dekat dengan Puskesmas II Boyolali.
Sehingga, petugas kesehatan Puskesmas langsung melarikan ke rumah sakit. "Korban mengalami "kolik" yang menimbulkan rasa sakit hebat, kemungkinan karena faktor kelelahan atau memiliki riwayat sakit maag," kata dia.
Menurut Suparno, koordinator relawan dapur umum di Posko Transito Boyolali, banyak relawan yang ambruk pingsan kelelahan beberapa hari sebelumnya. Hal tersebut, lantaran selain jumlah relawan tidak sebanding dengan jumlah pengungsi, pola distribusi logistik juga kurang memadai. "Akibatnya, tenaga relawan sangat terkuras dan di sisi lain kondisi stamina mereka juga kurang fit. Sehingga mudah jatuh sakit," terang dia. (un/nan)
Sumber artikel : http://www.jpnn.com/
Pesan moral artikel : Relawan adalah orang yang rela berkoban, jiwa, Raga dan SEGALANYA, selamat jalan saudaraku
Kontributor Artikel & lamp; Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.
www.MestiMoco.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar